Langsung ke konten utama

Postingan

Kimia Analitik

Postingan terbaru

LAPORAN PRAKTIKUM IMUNOSEROLOGI I PEMERIKSAAN ANTI STREPTOLISIN-O (ASO)

  I.       TUJUAN 1.       Mahasiswa mampu mengetahui ada tidaknya antibodi Antistreptolysin-O (ASO) dalam sampel serum. 2.       Mahasiswa mampu menentukan kadar antibody antibodi Antistreptolysin-O (ASO) dalam sampel serum (titer) 3.   Mahasiswa mampu mengetahui penyakit apa saja yang dapat disebabkan oleh bakteri Streptococcus. II.  DASAR TEORI Tes ASO mendeteksi antibodi terhadap enzim streptolysin O yang diproduksi oleh streptokokus Grup A. Enzim ini mampu melisiskan sel darah merah. Adanya antibodi terhadap streptolysin O menunjukkan infeksi streptokokus baru-baru ini pada pasien yang dicurigai mengalami demam rematik akut atau glomerulonefritis poststreptokokus setelah infeksi tenggorokan. Kadar titer ASO yang tinggi menunjukkan bahwa streptococcus memang ada dan dapat menyebabkan demam reumatik atau glomerulonephritis akut. Peningkatan kadar ASO serum dapat juga menunjukkan terjadinya infeks...

Pemeriksaan HCG Metode Latex

I.             TUJUAN 1.    Mahasiswa mampu mendeteksi HCG dalam urine dengan metode latex agglutination dan Immunokromatografi. 2.       Mahasiswa mampu   mengetahui kadar HCG pada sampel urin 3.    Mahasiswa mampu mengetahui kehamilan seseorng lewat pemeriksaan kadar HCG pada urin dengan metode aglutinasi latex dan Immunokromatografi. II.             DASAR TEORI A.     Metode aglutinasi latex Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh hampir semua wanita. Jika sel telur bertemu dengan sperma maka akan terjadi pembuahan sehingga dapat menyebabkan kehamilan. Pada kehamilan biasanya terjadi perubahan pada seluruh tubuh, terutama oleh pengaruh hormon-hormon somatotropin, estrogen dan progesteron.(Harti, dkk. 2013) Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah substansi protein (hormon) glycoprotrein yang di...

Pemeriksaan Widal

 I. TUJUAN  Mahasiswa mampu mengetahui ada tidaknya antibodi spesifik terhadap antigen Salmonella sp. dalam serum.  Mahasiswa mampu mengetahui cara pemeriksaan widal. Mahasiswa mampu menjelaskan hasil dari praktikum (jumlah titer) II. DASAR TEORI       Demam tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella enterica, terutama serotype Salmonella typhi (S. typhi). Demam tifoid (termasuk paratifoid) disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B dan Salmonella paratyphi C. Bakteri ini termasuk Gram negatif yang memiliki flagel, tidak berspora, motil, berbentuk batang, berkapsul dan bersifat fakultatif anaerob dengan karakteristik antigen O, H dan Vi. Sistem imun memungkinkan tubuh mengenali benda asing (bakteri) yang memasuki tubuh dan merenspon terhadapnya. Sel limfosit B ditransformasi menjadi sel plasma, yang menghasilkan antibody, dengan kemampuan yang khas terhadap protein asing tertentu atau antigen (respon...